Senin, 14 Juli 2014

METODE SIMPLE BELAJAR NAHWU - SHOROF

METODE SIMPLE BELAJAR NAHWU - SHOROF

Perlu diperhatikan, bahwa pembahasan ilmu nahwu hanya berkisar pada huruf akhir kalimat saja. Sedangkan untuk huruf-huruf yang lain dibahas dalam fan shorof. Sebagai contoh, kita ingin mengetahui pembacaan lafadh زيد dari kalimat قام زيد . ilmu nahwu hanya membahas bagaimana cara membaca huruf د , sementara pembacaan huruf ز dan ي adalah wilayah ilmu shorof. Dengan demikian, praktek shorof relatif lebih sulit daripada nahwu.

Salah satu metode sederhana praktek tashrif ishthilahy ialah sebagai berikut :
1. Menghafalkan semua lafadh dalam tashrif ishthilahy.
2. Mengetahui pengertian semua shighot dan binak.
3. Mengikutkan lafadh-lafadh tsulatsy mujarrod pada semua wazan tsulasi mazid, satu-persatu. 

Mulai dari binak shohih sampai binak lafif maqrun & mafruq. Contoh :

Lafadh نَصَرَ diikutkan wazan أفعل , maka berbunyi أَنْصَرَ, يُنْصِرُ, إنْصَارًا ….. إلخ

Ketika diikutkan wazan فعَّل , maka berbunyi نَصَّرَ, يُنْصِرُ, تَنْصِيْرًا ….. إلخ dst. sampai wazan  افْعَالَّ.

Lafadh وَقىَّ diikutkan wazan أفعل , maka berbunyi أَوْقىَ, يُوْقِيْ, إِيْقَاءً ….. إلخ

etika diikutkan wazan فعَّل , maka berbunyi وَقىَّ, يُوَقِّيْ, تَوْقِيًّا, تَوْقِيَةً ….. إلخ dst. sampai wazan  افْعَالَّ.


Begitu juga binak-binak yang lainnya. Sedangkan untuk ruba’iy, prakteknya hampir mirip dengan tlulatsy.
4. Jika sudah lancar, maka mencoba mengikutkan lafadh pada sebuah wazan dan menyebutkan sebuah shighotnya. Contoh, lafadh شَوَى dikutkan wazan استفعل , kemudian sebutkan isim fa’ilnya ! Maka jawabannya ialah lafadh مُسْتَشْوٍ . Lafadh اخْتَارَ dikutkan wazan فعَّل , kemudian sebutkan fi’il amrnya ! Maka jawabannya ialah lafadh خَيِّرْ . Cobalah untuk menjawab dengan cepat dan tangkas !

1. Menghafalkan semua lafadh dalam tashrif lughowy.
2. Mengikutkan lafadh-lafadh tsulatsy mujarrod yang tidak tercantum dalam tashrif lughowy pada semua lafadh-lafadh yang ada dalam tashrif lughowy, satu-persatu. Mulai dari binak shohih sampai binak lafif maqrun & mafruq, demikian juga mulai dari shighot madli sampai zaman-makan. Contoh :

Lafadh خَرَجَ diikutkan pentashrifan fi’il madli, maka berbunyi خَرَجَ, خَرَحَا, خَرَجُوْا, خَرَجَتْ ….. إلخ

Ketika diikutkan pentashrifan fi’il mudlori’, maka berbunyi يَخْرُجُ, يَخْرُجَانِ, يَخْرُجُوْنَ, تَخْرُجُ ….. إلخ

Ketika diikutkan pentashrifan fi’il amr, maka berbunyi لِيَخْرُجْ, لِيَخْرُجَا, لِيَخْرُجُوْا, لِتَخْرُجْ ….. إلخ

Ketika diikutkan pentashrifan isim fa’il, maka berbunyi خَارِجٌ, خَارِجَانِ, خَارِجُوْنَ, وَخُرَّاجٌ ….. إلخ

Ketika diikutkan pentashrifan fi’il mudlori’ dengan nun taukid tsaqilah, maka berbunyi يَخْرُجَنَّ, يَخْرُجَانِّ, يَخْرُجُنَّ, تَخْرُجَنَّ ….. إلخ dst.


Begitu seterusnya, sampai pentashrifan isim zaman-makan. Demikian juga binak-binak yang lain.
3. Jika sudah lancar, maka mencoba mengikutkan lafadh pada sebuah shighot dan menyebutkan sebuah waqi’nya. Contoh, lafadh اسْتَجَابَ dikutkan pentashrifan fi’il amrnya yang beserta nun taukud khofifah, sebutkanlah waqi’ mufrod muannats mukhothobahnya ! Maka jawabannya ialah lafadh اِسْتَجِيْبِنْ . Lafadh قَالَ dikutkan pentashrifan isim fa’ilnya, kemudiansebutkanlah waqi’ jama’ mudzakkar salimnya ! Maka jawabannya ialah lafadh قَائِلُوْنَ .

Jika tashrif ishthilahy dan lughowy telah lancar semua, maka dicoba untuk mengkombinasikan keduanya. Contoh, lafadh سَرَى diikutkan wazan تفَاعَلَ , kemudian ikutkan pentashrifan fi’il nahinya yang beserta nun taukid tsaqilah dan sebutkan waqi’ jama’ mudzakkar gho’ibnya ! Maka jawabannya ialah lafadh لاَ يَتَسَارَوُنَّ .

Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar