METODE SIMPLE BELAJAR NAHWU - SHOROF
Perlu diperhatikan, bahwa
pembahasan ilmu nahwu hanya berkisar pada huruf akhir kalimat saja. Sedangkan
untuk huruf-huruf yang lain dibahas dalam fan shorof. Sebagai contoh, kita
ingin mengetahui pembacaan lafadh زيد
dari kalimat قام زيد . ilmu nahwu hanya
membahas bagaimana cara membaca huruf د , sementara pembacaan huruf ز dan ي adalah wilayah ilmu shorof. Dengan
demikian, praktek shorof relatif lebih sulit daripada nahwu.
Salah satu metode sederhana
praktek tashrif ishthilahy ialah sebagai berikut :
1. Menghafalkan
semua lafadh dalam tashrif ishthilahy.
2. Mengetahui
pengertian semua shighot dan binak.
3. Mengikutkan
lafadh-lafadh tsulatsy mujarrod pada semua wazan tsulasi mazid, satu-persatu.
Mulai dari binak shohih sampai binak lafif maqrun & mafruq. Contoh :
Lafadh نَصَرَ diikutkan wazan أفعل , maka berbunyi أَنْصَرَ, يُنْصِرُ, إنْصَارًا ….. إلخ
Ketika diikutkan wazan فعَّل , maka berbunyi نَصَّرَ, يُنْصِرُ, تَنْصِيْرًا ….. إلخ dst. sampai wazan افْعَالَّ.
Lafadh وَقىَّ diikutkan wazan أفعل , maka berbunyi أَوْقىَ, يُوْقِيْ, إِيْقَاءً ….. إلخ
etika diikutkan wazan فعَّل , maka berbunyi وَقىَّ, يُوَقِّيْ, تَوْقِيًّا, تَوْقِيَةً ….. إلخ dst. sampai wazan افْعَالَّ.
Begitu juga binak-binak yang
lainnya. Sedangkan untuk ruba’iy, prakteknya hampir mirip dengan tlulatsy.
4. Jika
sudah lancar, maka mencoba mengikutkan lafadh pada sebuah wazan dan menyebutkan
sebuah shighotnya. Contoh, lafadh شَوَى
dikutkan wazan استفعل
, kemudian sebutkan isim fa’ilnya ! Maka jawabannya ialah lafadh مُسْتَشْوٍ . Lafadh اخْتَارَ dikutkan
wazan فعَّل
, kemudian sebutkan fi’il amrnya ! Maka jawabannya ialah lafadh خَيِّرْ . Cobalah untuk
menjawab dengan cepat dan tangkas !
1. Menghafalkan
semua lafadh dalam tashrif lughowy.
2. Mengikutkan
lafadh-lafadh tsulatsy mujarrod yang tidak tercantum dalam tashrif lughowy pada
semua lafadh-lafadh yang ada dalam tashrif lughowy, satu-persatu. Mulai dari
binak shohih sampai binak lafif maqrun & mafruq, demikian juga mulai dari
shighot madli sampai zaman-makan. Contoh :
Lafadh خَرَجَ diikutkan pentashrifan fi’il madli, maka berbunyi خَرَجَ, خَرَحَا, خَرَجُوْا, خَرَجَتْ ….. إلخ
Ketika diikutkan pentashrifan fi’il mudlori’, maka berbunyi يَخْرُجُ, يَخْرُجَانِ, يَخْرُجُوْنَ, تَخْرُجُ ….. إلخ
Ketika diikutkan pentashrifan fi’il amr, maka berbunyi لِيَخْرُجْ, لِيَخْرُجَا, لِيَخْرُجُوْا, لِتَخْرُجْ ….. إلخ
Ketika diikutkan pentashrifan isim fa’il, maka berbunyi خَارِجٌ, خَارِجَانِ, خَارِجُوْنَ, وَخُرَّاجٌ ….. إلخ
Ketika diikutkan pentashrifan fi’il mudlori’ dengan nun taukid tsaqilah, maka berbunyi يَخْرُجَنَّ, يَخْرُجَانِّ, يَخْرُجُنَّ, تَخْرُجَنَّ ….. إلخ dst.
Begitu seterusnya, sampai
pentashrifan isim zaman-makan. Demikian juga binak-binak yang lain.
3. Jika
sudah lancar, maka mencoba mengikutkan lafadh pada sebuah shighot dan
menyebutkan sebuah waqi’nya. Contoh, lafadh اسْتَجَابَ dikutkan pentashrifan fi’il
amrnya yang beserta nun taukud khofifah, sebutkanlah waqi’ mufrod muannats
mukhothobahnya ! Maka jawabannya ialah lafadh اِسْتَجِيْبِنْ . Lafadh قَالَ dikutkan
pentashrifan isim fa’ilnya, kemudiansebutkanlah waqi’ jama’ mudzakkar salimnya
! Maka jawabannya ialah lafadh قَائِلُوْنَ
.
Jika tashrif ishthilahy dan
lughowy telah lancar semua, maka dicoba untuk mengkombinasikan keduanya.
Contoh, lafadh سَرَى
diikutkan wazan تفَاعَلَ
, kemudian ikutkan pentashrifan fi’il nahinya yang beserta nun taukid tsaqilah
dan sebutkan waqi’ jama’ mudzakkar gho’ibnya ! Maka jawabannya ialah lafadh لاَ يَتَسَارَوُنَّ .
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar